Sistem baru di sejak Euro 1968
Gelaran ketiga Euro secara resmi menggunakan nama The European Championship menggantikan European Nation Cup. Euro tahun itu menggunakan babak penyisihan dengan grup, menggantikan sistem gugur pada dua edisi Euro sebelumnya.
Format grup digunakan pada babak penyisihan. Sementara, format semifinal dan final yang terpusat di satu negara, tetap digunakan. Italia menjadi tuan rumah kala itu.
Italia menggunakan tiga stadion untuk mementaskan laga semifinal, perebutan tempat ketiga, serta final. Ketiga stadion itu adalah Comunale di Firenze, San Paolo di Napoli, dan Olimpico di Roma.
Euro 1968 juga terasa spesial karena diikuti 31 negara termasuk juara dan finalis Piala Dunia 1966, Inggris dan Jerman Barat. Italia dan Yugoslavia melaju ke laga final.
Pada laga final, Italia dan Yugoslavia bermain dua kali karena pada laga pertama kedua tim bermain imbang 1-1. Gli Azzurri akhirnya tampil sebagai juara dengan skor 2-0. Dua gol dari Luigi Riva dan Paolo Anastasi sudah cukup membuat Italia juara Euro untuk pertama kali.
Euro selanjutnya terkadi pada 1972. Negara-negara Eropa mulai tertarik untuk mengikuti Euro pada tahun tersebut. Partisipan Euro 1972 mengalami peningkatan menjadi 32 peserta dari sebelumnya 31 peserta.
Babak penyisihan menjadi delapan grup yang masing-masing diisi oleh empat negara. Belgia ditunjuk sebagai tuan rumah laga semifinal dan final. Euro ’72 ini juga melahirkan juara baru, yakni Jerman Barat yang mengalahkan Uni Soviet 3-0 di Heysel, Brussel.
Euro terus berbenah hingga pada akhirnya, kejuaraan ini menjadi salah satu kejuaraan penting bagi tim-tim Eropa selain Piala Dunia. Setidaknya, Delaunay tidak sia-sia memperjuangkan keberadaan turnamen sepak bola di Eropa.
Sebagai penghormatan kepadanya, UEFA menamakan trofi Euro dengan nama Trofi Henri Delaunay. Trofinya kini diperebutkan di Euro 2024 Jerman oleh negara-negara Eropa yang mengejar status sebagai “Raja Sepak Bola Eropa”.
Temukan jadwal pertandingan Liga Champions, pertandingan esok hari dan seluruh jadwal pertandingan Liga Champions 2024/2025 di musim ini. Flashscore.co.id menyediakan semua jadwal pertandingan, skor langsung, dan hasil akhir berserta kedudukan dan juga statistik head-to-head dari Liga Champions 2024/2025. Lihatlah
di musim ini dan juga
Lihat daftar seluruh pertandingan dari
Terdapat 10 negara yang pernah menjadi kampiun sepak bola di benua Eropa. Jerman dan Spanyol adalah dua negara tersukses di Kejuaraan Piala Eropa, sama-sama mengumpulkan tiga gelar juara.
Jerman paling sering mencapai di final, yaitu sebanyak enam kali, dengan separuhnya sebagai tim Jerman Barat.
Selanjutnya Perancis dan Italia menyusul di belakang Tim Panser dan skuad Matador dengan torehan dua titel.
Sementara, ada enam negara yang masing-masing mengoleksi satu trofi, yakni Rusia/Uni Soviet, Ceko/Cekoslovakia, Denmark, Yunani, Belanda, serta Portugal.
Selain 10 negara yang menjadi juara, ada tiga negara yang menjejak hingga ke babak final. Mereka adalah Serbia (yang kala itu menjadi bagian Yugoslavia) dua kali mencapai babak final (1960, dan 1968), Belgia (1980,) dan Inggris (2020).
Italia merupakan negara terakhir yang menjadi kampiun Eropa. Gli Azzuri meraih trofi untuk kedua kalinya di EURO 2020 setelah mengalahkan Inggris di partai puncak lewat adu pinalti 3 – 2.
Sumber Data:Union of European Football Associations (UEFA)
Infografik:Albertus Erwin Susanto
Pengolah Data:Dwi Erianto
Editor:Topan Yuniarto
Offenbar hast du diese Funktion zu schnell genutzt. Du wurdest vorübergehend von der Nutzung dieser Funktion blockiert.
Wenn dies deiner Meinung nach nicht gegen unsere Gemeinschaftsstandards verstößt,
Di Eropa, sepak bola bukan hanya olahraga, tetapi juga sebuah kebudayaan yang mendalam. Di penjuru benua ini, muncul beberapa liga yang menjadi panggung bagi bakat-bakat terbaik di dunia.
Di balik kemeriahan setiap pertandingan sepak bola, terdapat sistem peringkat yang krusial yang menentukan posisi setiap liga dalam hierarki sepak bola Eropa. Koefisien atau poin liga adalah salah satu metrik yang digunakan untuk mengukur prestasi klub-klub dari suatu liga dalam kompetisi-kompetisi UEFA.
Di Eropa, terdapat sejumlah liga yang membanggakan koefisien yang mengesankan, menjadi landasan bagi reputasi dan kekuatan liga tersebut dalam kancah internasional. Dari Liga Premier Inggris yang dinamis hingga Serie A Italia yang bergengsi, setiap liga memiliki ceruknya sendiri dalam peringkat koefisien.
Peringkat setiap liga tercermin dari akumulasi poin yang diperoleh oleh masing-masing klub dalam Liga Champions, Liga Europa, dan Liga Konferensi Eropa UEFA pada musim terakhir. Di tengah persaingan yang semakin sengit antara klub-klub top di Eropa, penentuan posisi liga dalam peringkat koefisien menjadi semakin penting dalam menentukan reputasi dan akses ke panggung Eropa.
Liga Inggris menempati posisi puncak dalam peringkat koefisien liga sepak bola di Eropa untuk musim 2023/2024 dengan skor impresif 104.303. Popularitas Liga Inggris tidak diragukan lagi, yang didukung oleh persaingan sengit antara klub-klubnya dan kualitas pertandingan yang tinggi.
Klub-klub seperti Manchester City, Liverpool, Manchester United, dan Chelsea telah meraih sukses besar dalam kompetisi-kompetisi Eropa, menciptakan daya tarik yang kuat bagi para penggemar sepak bola di seluruh dunia.
Di peringkat kedua, Liga Italia menunjukkan keberhasilannya dengan skor koefisien 89.141. Liga Italia dikenal karena ketangguhan taktiknya, menarik minat para penggemar dengan pertahanan yang kokoh dan serangan yang mematikan.
Klub-klub seperti Juventus, AC Milan, Inter Milan, dan Napoli telah memberikan kontribusi besar terhadap prestasi Liga Italia di kancah Eropa, meraih gelar-gelar bergengsi seperti Liga Champions dan Liga Europa.
Sementara itu, Liga Spanyol tidak jauh tertinggal dengan skor koefisien 88.864, menempatkannya di peringkat ketiga. Liga Spanyol terkenal dengan gaya permainan yang menarik dan teknis, serta persaingan sengit antara klub-klubnya.
Barcelona, Real Madrid, Atletico Madrid, dan Sevilla adalah beberapa klub yang telah membuat Liga Spanyol menjadi salah satu yang paling populer di Eropa, dengan prestasi berlimpah di tingkat domestik dan internasional.
Di posisi keempat, Liga Jerman dengan skor koefisien 85.909 menunjukkan keunggulan klub-klubnya dalam kancah sepak bola Eropa. Liga Jerman dikenal dengan fokusnya pada pengembangan bakat muda dan permainan yang energik.
Klub-klub seperti Bayern Munich, Borussia Dortmund, RB Leipzig, dan Bayer Leverkusen telah memberikan kontribusi besar terhadap popularitas Liga Jerman dengan pencapaian luar biasa mereka di kompetisi-kompetisi UEFA.
Liga Prancis menempati posisi kelima dalam peringkat koefisien liga sepak bola di Eropa dengan skor 66.831. Liga Prancis menarik perhatian dengan kehadiran klub-klub seperti Paris Saint-Germain (PSG), yang telah menjadi kekuatan dominan di tingkat domestik dan juga mencatatkan prestasi di kancah Eropa.
Meskipun PSG mendominasi liga domestik, keberhasilan mereka di kompetisi UEFA masih menunggu untuk mencapai tingkat yang sama.
Di posisi berikutnya, Liga Belanda menunjukkan potensi besar dengan skor koefisien 61.300. Liga Belanda dikenal karena sistem pembinaan pemain yang kuat dan permainan menyerang yang menghibur.
Klub-klub seperti Ajax Amsterdam, PSV Eindhoven, dan Feyenoord Rotterdam telah menorehkan prestasi di kancah Eropa, memperkuat reputasi Liga Belanda sebagai salah satu liga yang menarik untuk diikuti.
Liga Portugal menempati posisi ketujuh dengan skor koefisien 56.316. Liga Portugal menarik perhatian dengan klub-klub seperti FC Porto, SL Benfica, dan Sporting Lisbon yang telah berhasil menunjukkan kekuatan mereka di kompetisi Eropa.
Meskipun memiliki prestasi yang luar biasa di tingkat domestik, klub-klub Portugal masih berjuang untuk bersaing secara konsisten di tingkat Eropa.
Terakhir, Liga Belgia menempati posisi kedelapan dalam peringkat koefisien liga sepak bola di Eropa dengan skor 48.600. Meskipun mungkin tidak sepopuler beberapa liga lainnya, Liga Belgia memiliki klub-klub seperti Club Brugge, Anderlecht, dan KRC Genk yang telah memberikan kontribusi bagi prestasi sepak bola Belgia di tingkat Eropa.
Meskipun demikian, tantangan besar masih ada untuk Liga Belgia dalam meningkatkan reputasinya di kancah Eropa.
Dengan demikian, peringkat koefisien liga sepak bola di Eropa untuk musim 2023/2024 memberikan gambaran yang menarik tentang kekuatan relatif dan prestasi klub-klub dari berbagai liga utama.
Meskipun Liga Inggris memimpin dengan keunggulan yang jelas, setiap liga memiliki daya tarik dan karakteristiknya sendiri yang membuatnya unik di mata para penggemar sepak bola.
Temukan jadwal pertandingan Europa League, pertandingan esok hari dan seluruh jadwal pertandingan Europa League 2024/2025 di musim ini. Flashscore.co.id menyediakan semua jadwal pertandingan, skor langsung, dan hasil akhir berserta kedudukan dan juga statistik head-to-head dari Europa League 2024/2025. Lihatlah
di musim ini dan juga
Lihat daftar seluruh pertandingan dari
BANTUAN: Anda sedang berada di halaman skor langsung Slovenia W pada bagian Sepak Bola/Eropa. Flashscore.co.id menawarkan livescore, hasil per-bagian, hasil akhir pertandingan dan juga kedudukan serta detail pertandingan (pencetak gol, kartu merah, perbandingan peluang/odds, ...) dari Slovenia W .Selain skor dari Slovenia W anda juga dapat mengikuti 1000+ kompetisi sepak bola dari 90+ negara di seluruh dunia pada Flashscore.co.id. Cukup klik pada nama negara di menu sebelah kiri dan pilihlah kompetisi anda (hasil pertandingan liga, livescore piala nasional, atau kompetisi lainnya). Layanan skor dari Slovenia W disajikan secara real-time, dan diperbaharui secara langsung. Pertandingan - pertandingan selanjutnya: 21.02. Yunani W vs Slovenia W, 25.02. Slovenia W vs Irlandia W, 04.04. Slovenia W vs Turki W
Henry Delaunay, menjadi sosok di balik hadirnya Piala Eropa. Sekjen Pengurus Sepak Bola Perancis tersebut melihat perlu menyatukan beragam turnamen di Eropa dalam satu liga gabungan se-Eropa. Saat ini sudah ada Kejuaraan Inggris yang hadir sejak 1883, Piala Nordic yang dimulai tahun 1924, serta Kejuaraan Eropa Tengah di Austria sejak 1927.
Delaunay merupakan salah satu sosok berpengaruh dalam persepakbolaan dunia dan Eropa. Bersama Jules Rimet, Delaunay ikut mendirikan Fédération Internationale de Football Association (FIFA) yang pada akhirnya menggelar Piala Dunia 1930 di Uruguay.
Demi mewujudkan turnamen antarnegara Eropa, Delaunay melobi berbagai negara Eropa Barat maupun Eropa Timur sejak 1950-an. Pada 15 Juni 1954, Delaunay ditunjuk menjadi wakil Perancis saat pembentukan asosiasi sepak bola nasional Eropa atau Union of European Football Associations (UEFA) yang juga digagas negara Belgia dan Italia. Sayangnya, Delaunay tutup usia sebelum kejuaraan sepak bola Eropa atau European Nations Cup yang pertama dilaksanakan tahun 1968.
Sebagai penghargaan atas perannya, trofi yang diperebutkan dalam Piala Eropa atau The European Championship Cup diberi nama Trofi Henry Delaunay. Trofi ini selanjutnya diperebutkan tiap empat tahun.
Laga perdana babak penyisihan kejuaran sepak bola Eropa atau European Nations Cup yang pertama digelar pada 28 September 1958 di Stadion Tsentralni Lenin, Moskwa, Uni Soviet. Pertandingan penyisihan pertama antara Uni Soviet melawan Hungaria. Babak penyisihan hingga perempat final menggunakan sistem gugur dua leg. Sementara itu, putaran final (semifinal dan final) dipusatkan di Perancis.
Namun, beberapa negara seperti Italia, Jerman Barat, maupun Inggris belum ikut serta. Dari 33 negara yang diundang, hanya 17 negara yang ikut serta di European National Cup tahun 1960. Saat turnamen dimulai di Perancis, jumlah rata-rata penonton di stadion hanya sekitar 10.000 orang. Final Uni Soviet – Yugoslavia di Stadion Parc des Princes di Paris, ditonton sekitar 17.000 orang. Kala itu, Uni Soviet mengalahkan Yugoslavia 2-1, melalui perpanjangan waktu. Kiper Uni Soviet, Lev Yashin menjadi bintang Piala Eropa 1960.
Partisipasi negara-negara di Eropa meningkat di perhelatan European National Cup kedua tahun 1964. Dari 33 negara yang diundang, ada 29 negara yang berpartisipasi. Spanyol ditunjuk sebagai tuan rumah untuk pertandingan semifinal dan final. Babak penyisihan diselenggarakan dengan sistem kandang dan tandang, sampai babak perempat final. Partai final antara Spanyol dan Uni Soviet, di Stadion Chamatin, Madrid, mencatat rekor jumlah penonton, 120.000 orang. Spanyol menang dengan skor 2-1 atas Spanyol.
KOMPAS/MH SAMSUL HADI
Sehari menjelang kick off Piala Eropa 2012, Kamis (7/6/2012), fan zone di kompleks Palace of Culture and Science, Warsawa, Polandia, sudah menghadirkan pesta berupa pertunjukan musik. Lebih dari 10.000 warga tumpah ruah di tempat tersebut.
Kejuaraan sepak bola Eropa yang ketiga, pada tahun 1968, resmi disebut The European Championship, yang sebelumnya disebut European Nations Cup. Turnamen 1968 memakai sistem babak penyisihan grup (delapan grup) menggantikan sistem gugur di turmanen sebelumnya. Perubahan juga dilakukan pada putaran kualifikasi dengan memberlakukan format grup. Sementara, format empat besar dengan satu negara tuan rumah tetap dipakai. Tuan rumah baru dipilih setelah peserta empat besar diketahui.
Italia menjadi tuan rumah penyelenggaraan putaran final. Tiga stadion dipilih untuk mementaskan semifinal, perebutan tempat ketiga, serta final, yaitu Comunale di Florence, San Paolo di Napoli, dan Olimpico di Roma.
Selain diikuti 31 negara, untuk pertama kalinya juara dan finalis Piala Dunia 1966, Inggris dan Jerman Barat (Jerbar), ikut serta. Juara ketiga Piala Dunia 1966, yakni Portugal, Uni Soviet, Spanyol, Italia, Perancis, dan Belanda pun turut serta.
Sayangnya, Jerman Barat dan Belanda gagal di penyisihan grup. Sedangkan, Italia-Uni Soviet dan Yugoslavia-Inggris lolos ke babak final. Final Italia-Yugoslavia dilakukan dua kali, karena yang pertama berakhir dengan skor 1-1. Dalam final ulangan, dua hari setelah final pertama Italia menang 2-0.
Ketertarikan negara Eropa untuk turut serta di The European Championship bertambah pada perhelatan tahun 1972. Kejuaraan sepak bola Piala Eropa tahun 1972 diikuti 32 negara. Babak penyisihan dibagi menjadi delapan grup, masing-masing diisi empat negara. Belgia ditunjuk sebagai tuan rumah untuk partai semifinal dan final. Namun, Jerman Barat menjadi juara mengalahkan Uni Soviet dengan skor 3-0.
Penjaga gawang Bulgaria, Daniel Naumov memblok bola tendangan pemain Perancis pada pertandingan persahabatan sebagai pemanasan menjelang turnamen Piala Eropa 2020 di Stade De France, Saint-Denis, Paris, Rabu (9/6/2021) dini hari WIB.
Aplikasi telepon genggam
Aplikasi kami telah dioptimasi untuk telepon anda. Segera unduh gratis!
Euro atau yang disebut Piala Eropa dalam Bahasa Indonesia merupakan turnamen sepak bola bentukan UEFA sebagai asosiasi sepak bola Eropa. Euro juga berarti perebutan mahkota Raja Sepak Bola Eropa. Banyak kisah menarik yang terjadi di kejuaraan ini.
Kejuaraan ini berawal dari ide Sekjen Federasi Sepak Bola Prancis (FFF) bernama Henri Delaunay. Dia menginginkan adannya kejuaraan sepak bola yang mempertemukan antarnegara Eropa.
Saat itu turnamen atau kejuaraan memang sudah ada seperti Piala Nordic yang dimulai pada 1924, Kejuaraan Eropa Tengah yang digelar sejak 1927 ataupun yang tertua, yakni kejuaraan sepak bola di Inggris pada 1883. Namun, itu dianggap belum cukup menyatukan Eropa dalam pandangan Delaunay.
Sosok Delaunay memang cukup berpengaruh di persepakbolaan Eropa dan dunia. Ia bersama Jules Rimet ikut mendirikan federasi sepak bola dunia bernama FIFA yang menggelar Piala Dunia pada 1930 di Uruguay.
Ketika FIFA sudah menggelar Piala Dunia, Delaunay berusaha membuat kejuaraan bagi negara-negara benua biru dengan tujuan mendobrak sekat yang terjadi di negara-negara Eropa setelah Perang Dunia. Ia melobi berbagai negara, mau itu Eropa Barat ataupun Eropa Timur agar bergabung dan bertanding dalam kejuaraan sepak bola antarbangsa Eropa.
Delaunay mengajak Ottorino Barassi, presiden federasi sepak bola Italia, dan Jose Crahay sebagai sekjen sepak bola Belgia untuk merancang kejuaraan sepak bola Eropa. Proposal mereka diterima FIFA dan UEFA pun berdiri pada November 1953.
Delaunay akhirnya menjadi wakil Prancis saat pembentukan asosiasi sepak bola Eropa alias UEFA, pada 15 Juni 1954. Pada kongres pertama UEFA di Basel, gagasan Piala Eropa hanya mendapat dukungan sebanyak 10 negara dari 30 negara yang hadir.
Sayangnya, Delaunay wafat sebelum mimpinya itu terwujud. Ia wafat pada 9 November 1955, lima tahun sebelum Euro pertama digelar. Perjuangannya diteruskan oleh putranya Pierre Delaunay yang kembali mengajukan proposal Piala Eropa pada Juni 1957.
Proposalnya pun tembus. Gelaran pertama diputar selama dua tahun, yaitu pada 1958-1960 dan diikuti 17 negara partisipan dari 33 negara Eropa yang diundang. Nama resmi kejuaraan edisi perdana ini bernama Euro 1960, berdasarkan laman resmi UEFA.
Prancis menjadi tuan rumah semifinal dan final, sedangkan babak penyisihan dilakukan dengan sistem kendang tandang. Pada gelaran pertama, Uni Soviet keluar sebagai juaranya usai mengalahkan Yugoslavia di laga final yang digelar di Parc des Princes, Paris, Prancis.
Negara-negara seperti Italia, Inggris, ataupun Jerman Barat belum ikut serta. Rata-rata penonton Euro ketika itu adala 10 ribu penonton saja. Jumlah yang cukup sedikit bagi pertandingan sepak bola yang pada masa itu sedang berkembang pesat.
Partisipan baru meningkat pada gelaran Euro 1964. Setidaknya dari 33 negara yang diundang, 29 negara ikut berpatisipasi. Spanyol menjadi tuan rumah pertandingan semifinal dan final, sedangkan babak penyisihan sampai perempat final masih sama, yakni sistem kandang-tandang.
Laga final mempertemukan Spanyol dan Uni Soviet, di Stadion Chamatin, Madrid. Laga tersebut mencatatkan rekor dengan total penonton mencapai 120 ribu. Mendapat dukungan penuh dari pendukungnya, Spanyol akhirnya tampil sebagai juara dengan mengalahkan Uno Soviet 2-1.