Orang Terkaya di Kolombia
Jaringan narkoba yang dibentuknya dengan nama Kartel Medellin di kemudian hari sering melakukan persaingan dengan kartel dalam negeri Kolombia. Inilah yang menyebabkan banyak pembantaian dan pembunuhan para hakim, polisi setempat, penduduk setempat, dan para politisi terkemuka. Kartelnya di sisi lain mempunyai mitra dekat yang dikenal sebagai saudara Ochoa, yaitu Juan David, Jorge Luis, dan Fabio.
Escobar merupakan seorang yang sangat ambisius. Dia pernah menjabat sebagai anggota dewan di parlemen pemerintahan Kolombia, tetapi masuknya ke dalam kongres itu dilaksanakan agar memudahkan jalannya menjadi presiden Kolombia.
Sayangnya, dia lantas mengundurkan diri setelah transaksi gelapnya dibocorkan oleh seorang politisi yang juga menjabat sebagai Menteri Kehakiman Kolombia bernama Rodrigo Lara. Lara belakangan diketahui ditembak atas perintah Escobar dalam suatu insiden.
Berdasarkan keterangan dari laman Forbes, Escobar pernah masuk sebagai orang terkaya di dunia selama tujuh tahun berturut-turut sejak 1987 sampai dengan 1993. Dia berada di posisi ketujuh dengan mencatat kekayaan bersih mencapai 3 miliar dollar Amerika pada 1988. Kekayaan tersebut semakin meningkat dari tahun ke tahun.
Escobar memiliki nama samaran dan panggilan, yaitu Don Pablo (Tuan Pablo), El Padrino (sang ayah baptis), El Patrón (si bos), El Señor (si raja), El Mágico (si pesulap), El Pablito (Pablo kecil), dan El Zar de la Cocaína (Tsar kokain).
Escobar memang memperoleh julukan sebagai raja kokain Kolombia, tetapi menurut kesaksian beberapa pihak dirinya tidak pernah menjadi seorang pencandu kokain. Dia menyarankan para pengikut kartelnya agar tidak memakai barang tersebut. Dirinya pun tentunya tidak pernah mengikuti program rehabilitasi narkoba.
Penyebab kematiannya sampai saat ini masih simpang siur, apakah dia memang mati ditembak atau justru bunuh diri seperti yang dikatakan oleh anaknya, Juan Pablo. Escobar yang pasti ditemukan tidak bernyawa dengan luka tembakan di beberapa bagian tubuh pada 2 Desember 1993. Saat itu, dia sedang merayakan ulang tahunnya ke-44.
Pemerintah Kolombia saat itu, dalam hal ini Presiden Cesar Gaviria Trujillo, mengklaim jika Escobar mati dalam sebuah baku tembak di atap bangunan. Dia tewas tertembak di bagian kepala. Ketika dimakamkan, tercatat setidaknya 25.000 orang hadir mengantarkannya ke peristirahatan terakhir.
Namun, kematiannya tidak lantas menyebabkan bisnis kokain hilang di Kolombia. Penyelundupan dari Kolombia ke negara-negara lain terus meningkat. Kartel kokain kemudian beralih ke Kartel Cali yang dikenal sebagai saingan dari Kartel Medellin.
Itulah artikel terkait “biografi Pablo Escobar” yang bisa kalian gunakan sebagai referensi bacaan. Jika ada saran, pertanyaan, dan kritik, silakan tulis di kotak komentar bawah ini. Bagikan juga tulisan ini di akun media sosial supaya teman-teman kalian juga bisa mendapatkan manfaat yang sama.
Untuk mendapatkan lebih banyak informasi, Grameds juga bisa membaca buku yang tersedia di Gramedia.com. Sebagai #SahabatTanpaBatas kami selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan dan pengetahuan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca. Semoga bermanfaat
Pablo Escobar Meninggal Karena Ditembak
Pablo Escobar meninggal karena apa? Karena bisnis kokainnya, ia menjadi buronan Pemerintah Kolombia yang bekerja sama dengan Badan Anti Narkotika Amerika Serikat. Mayat Pablo Escobar tergeletak di sebuah atap rumah dengan banyak bekas tembakan pada tanggal 2 Desember 1993.
Pablo Escobar meninggal karena ditembak adalah benar tapi sebenarnya, siapa penembak Pablo Escobar? Meski mayatnya ditemukan bersamaan dengan tindakan penggerebekan oleh Kepolisian Kolombia, Pasukan Elit dan Badan Anti Narkotika Amerika Serikat, hingga saat ini semua pihak tersebut tidak bisa menunjukkan bukti bahwa merekalah yang menyasarkan peluru kepada Escobar hingga meninggal.
Pemerintah Kolombia selama ini dibuat geram oleh kartel kokain Medellin yang dipimpin Escobar. Escobar kabur dari La Catedral dengan menjadikan penasihat presiden Kolombia, Eduardo Sandoval sebagai sandra.
Akibatnya, Cesar Gaviria, yang menjadi orang nomor satu di Kolombia kala itu memerintahkan Jenderal Ariza untuk menangkap Escobar hidup maupun mati. Aksi pencarian Sang Raja Kokain berlangsung hingga 16 bulan lamanya.
Pasca tersiarnya kabar kematian Pablo Escobar, anak pertamanya bernama Juan Pablo Escobar mengeluarkan statement mengejutkan. Pria kelahiran 2 Februari 1977 mengatakan kalau ayahnya meninggal karena bunuh diri.
“Saya sangat yakin, ayah melakukan bunuh diri untuk menyelamatkan keluarga dari penyanderaan kelompok saingan,” ungkapnya dalam sebuah wawancara. Juan juga berkata kalau dirinya akan membalaskan dendam ayahnya.
Belum pernah terdengar bahwa Juan Pablo Escobar mengubah pernyataan tersebut. Meski begitu, seiring berjalannya waktu dia mengambil sikap yang berbeda jauh.
Anak Pablo Escobar yang kini tinggal di Argentina tersebut telah berganti nama menjadi Sebastian Marroquin. Sempat ditangkap bersama ibunya karena tuduhan pencucian uang, dia tak mengikuti jejak sang ayah sebagai Raja Kokain.
Sebastian Marroquin justru menjadi penulis buku. Ia menuliskan kisah sang ayah dalam buku berjudul Pablo Escobar: My Father. Buku inilah yang juga menjadi rujukan banyak film untuk menggambarkan kepribadian Pablo Escobar. Tentang mantan pemimpin kartel kokain terbesar yang begitu mencintai keluarganya.
Pablo Escobar pernah berkata, “Bayangkan kamu dilahirkan di keluarga miskin, di kota miskin, di negara miskin, dan pada saat kamu berusia 28 tahun, kamu memiliki begitu banyak uang sehingga kamu tidak dapat menghitungnya. Apa yang kamu kerjakan? Kamu membuat impianmu menjadi kenyataan. ”
Dalam sebuah reka adegan dalam film Narcos, Escobar membakar banyak uang agar putrinya hangat. Itu adalah sedikit gambaran betapa Escobar bisa melakukan apapun dengan total kekayaan yang ia miliki. Dan sebagian besar adalah untuk membahagiakan keluarga kecilnya.
Don Pablo: Kokain, Kekuasaan, dan Cinta Rakyat Kolombia
Pablo Escobar terpojok. Pasukan Search Bloc (satuan kepolisian khusus Kolumbia) tengah mengepung dari segala penjuru. Tak ada pilihan selain lari. Bersama pengawalnya, dia naik ke atap rumah dan melompat dari satu atap ke atap lainnya yang berdekatan. Sementara, dia harus terus membalas tembakan para polisi itu.
Pablo Escobar adalah gambaran seorang mafia klasik. Dialah pionir dalam perkembangan bisnis kokain di Kolombia. Dia mampu membuat industri kokain mengalir deras bagaikan “sungai kokain”.
Obsesinya terhadap kekuasaan membuatnya masuk ke dunia “gelap” mafia pada usia muda. Pembunuhan pertamanya dilakukan pada usia 18 tahun. Bukan lantaran kebenciannya terhadap orang yang dibunuhnya, tetapi pekerjaan profesionalnya sebagai mafia.
Buku ini merupakan rekaman riwayat hidup Pablo Escobar. Perannya sebagai ayah, anak, sahabat, dan anggota mafia digambarkan dengan sangat baik di sini. Mampukah Escobar menyelamatkan dirinya dari terjangan peluru Pasukan Search Bloc?
Rekomendasi Buku dan E-Book Terkait
Mencegah Bahaya Penyalahgunaan Narkoba Melalui Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa
Data dari Badan Pusat Statistik Nasional menunjukkan bahwa angka tertinggi korban penyalahgunaan narkoban adalah kalangan remaja yang berstatus pelajar maupun mahasiswa. Namun sayangnya, pihak yang gigih menangani mereka adalah Badan Narkotika Nasional (BNN) yang dibantu pihak kepolisian, bukan guru di sekolah maupun dosen di perguruan tinggi. Akibatnya, siswa (korban penyalahgunaan narkoba) cenderung diperlakukan sebagai kriminal, bukan pelajar.
Alhasil, setelah dipenjara bukannya jera, tetapi justru semakin merajalela. Pada saat yang bersamaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mencanangkan gerakan pendidikan budaya dan karakter bangsa.
Namun, hingga saat ini gerakan tersebut belum menunjukkan hasil yang signifikan, terlebih lagi perannya dalam menanggulangi dan mencegah bahaya penyalahgunaan narkoba di kalangan pelajar dan mahasiswa, padahal nilai-nilai dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa mempunyai potensi besar untuk dikembangkan guna mencegah dan menanggulangu penyalahgunaan narkoba.
Buku ini merupakan upaya pencegahan bahaya penyalahgunaan narkoba melalui pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa. Landasan yuridis buku ini adalah nota kesepakatan atau MoU antara Kemendikbud dan BNN pada 14 April 2008 yang ditindaklanjuti dengan program Anti Drugs Campaign 2008 Goes to School and Campus dengan tema “Sobat Anti Madat”.
Dikenal Sebagai Sosok Dermawan
Walaupun dikenal sebagai sosok bandar narkoba kaya raya, ternyata Pablo Escobar sering mendanai berbagai proyek untuk membantu orang miskin. Hal ini disebut-sebut membuatnya sebanding dengan Robin Hood.
Persepsi itu, membantunya memenangkan pemilihan untuk kursi alternatif di Kongres Parlemen Kolombia pada tahun 1982.
Don Pablo: Kokain, Kekuasaan, dan Cinta Rakyat Kolombia
Pablo Escobar terpojok. Pasukan Search Bloc (satuan kepolisian khusus Kolumbia) tengah mengepung dari segala penjuru. Tak ada pilihan selain lari. Bersama pengawalnya, dia naik ke atap rumah dan melompat dari satu atap ke atap lainnya yang berdekatan. Sementara, dia harus terus membalas tembakan para polisi itu.
Pablo Escobar adalah gambaran seorang mafia klasik. Dialah pionir dalam perkembangan bisnis kokain di Kolombia. Dia mampu membuat industri kokain mengalir deras bagaikan “sungai kokain”.
Obsesinya terhadap kekuasaan membuatnya masuk ke dunia “gelap” mafia pada usia muda. Pembunuhan pertamanya dilakukan pada usia 18 tahun. Bukan lantaran kebenciannya terhadap orang yang dibunuhnya, tetapi pekerjaan profesionalnya sebagai mafia.
Buku ini merupakan rekaman riwayat hidup Pablo Escobar. Perannya sebagai ayah, anak, sahabat, dan anggota mafia digambarkan dengan sangat baik di sini. Mampukah Escobar menyelamatkan dirinya dari terjangan peluru Pasukan Search Bloc?
Katanya Darurat (Indonesia Darurat Narkoba: Sebuah Anomali)
“Buku ini akan terus saya update dari waktu ke waktu karena merupakan laporan pertanggungjawaban saya ke publik sebagai anggota Komisi III DPR RI, setidaknya sampai dengan Oktober 2019 di periode ini. Tentu tugas mulia ini masih belum selesai dan memerlukan waktu yang sangat panjang dengan ikhtiar kita bersama menuju #IndonesiaZeroNarkoba2045 saat NKRI merayakan ulang tahun emasnya; 100 tahun merdeka“.
“Buku ini adalah sebuah kerja besar dan membantu negara menyelamatkan anak-anak bangsa dari ancaman bahaya laten narkoba oleh sindikat narkoba dunia. Ini adalah tugas mulia sesama anak bangsa, ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa. Menyelamatkan dan membebaskan anak manusia ciptaan-Nya yang paling mulia dari kehilangan masa depannya, bahkan dari kemungkinan kepunahan satu generasi akibat jahatnya sindikat narkoba dunia, sekaligus kewajiban kita semua“.
—(Hinca IP Pandjaitan XIII)
Buku ini adalah buku laporan pertanggungjawaban Hinca IP Pandjaitan XIII kepada publik. Buku ini dapat dibilang sebagai persembahan Hinca kepada masyarakat yang dia wakili di 10 kabupaten kota di wilayah Sumatra Utara, di antaranya: Asahan, Tanjung Balai, Pematangsiantar, Simalungun, Pakpak Bharat, Dairi, Karo, Binjai, Langkat, dan Batu Bara.
Buku ini bercerita tentang rekam jejak dan segala hal yang ditemukan Hinca IP Pandjaitan XIII di lapangan sebagai anggota DPR RI. Dari sekian banyak soal di Komisi III, Hinca concern kepada satu isu, yaitu narkoba. Hinca memiliki gagasan membentengi desa dari ancaman bahaya laten narkoba melalui #doorsmeerkawanHinca. Buku ini dikemas dengan gaya penulisan naratif, sehingga enak dan renyah dibaca.
Orang Terkaya di Kolombia
Jaringan narkoba yang dibentuknya dengan nama Kartel Medellin di kemudian hari sering melakukan persaingan dengan kartel dalam negeri Kolombia. Inilah yang menyebabkan banyak pembantaian dan pembunuhan para hakim, polisi setempat, penduduk setempat, dan para politisi terkemuka. Kartelnya di sisi lain mempunyai mitra dekat yang dikenal sebagai saudara Ochoa, yaitu Juan David, Jorge Luis, dan Fabio.
Escobar merupakan seorang yang sangat ambisius. Dia pernah menjabat sebagai anggota dewan di parlemen pemerintahan Kolombia, tetapi masuknya ke dalam kongres itu dilaksanakan agar memudahkan jalannya menjadi presiden Kolombia.
Sayangnya, dia lantas mengundurkan diri setelah transaksi gelapnya dibocorkan oleh seorang politisi yang juga menjabat sebagai Menteri Kehakiman Kolombia bernama Rodrigo Lara. Lara belakangan diketahui ditembak atas perintah Escobar dalam suatu insiden.
Berdasarkan keterangan dari laman Forbes, Escobar pernah masuk sebagai orang terkaya di dunia selama tujuh tahun berturut-turut sejak 1987 sampai dengan 1993. Dia berada di posisi ketujuh dengan mencatat kekayaan bersih mencapai 3 miliar dollar Amerika pada 1988. Kekayaan tersebut semakin meningkat dari tahun ke tahun.
Escobar memiliki nama samaran dan panggilan, yaitu Don Pablo (Tuan Pablo), El Padrino (sang ayah baptis), El Patrón (si bos), El Señor (si raja), El Mágico (si pesulap), El Pablito (Pablo kecil), dan El Zar de la Cocaína (Tsar kokain).
Escobar memang memperoleh julukan sebagai raja kokain Kolombia, tetapi menurut kesaksian beberapa pihak dirinya tidak pernah menjadi seorang pencandu kokain. Dia menyarankan para pengikut kartelnya agar tidak memakai barang tersebut. Dirinya pun tentunya tidak pernah mengikuti program rehabilitasi narkoba.
Penyebab kematiannya sampai saat ini masih simpang siur, apakah dia memang mati ditembak atau justru bunuh diri seperti yang dikatakan oleh anaknya, Juan Pablo. Escobar yang pasti ditemukan tidak bernyawa dengan luka tembakan di beberapa bagian tubuh pada 2 Desember 1993. Saat itu, dia sedang merayakan ulang tahunnya ke-44.
Pemerintah Kolombia saat itu, dalam hal ini Presiden Cesar Gaviria Trujillo, mengklaim jika Escobar mati dalam sebuah baku tembak di atap bangunan. Dia tewas tertembak di bagian kepala. Ketika dimakamkan, tercatat setidaknya 25.000 orang hadir mengantarkannya ke peristirahatan terakhir.
Namun, kematiannya tidak lantas menyebabkan bisnis kokain hilang di Kolombia. Penyelundupan dari Kolombia ke negara-negara lain terus meningkat. Kartel kokain kemudian beralih ke Kartel Cali yang dikenal sebagai saingan dari Kartel Medellin.
Itulah artikel terkait “biografi Pablo Escobar” yang bisa kalian gunakan sebagai referensi bacaan. Jika ada saran, pertanyaan, dan kritik, silakan tulis di kotak komentar bawah ini. Bagikan juga tulisan ini di akun media sosial supaya teman-teman kalian juga bisa mendapatkan manfaat yang sama.
Untuk mendapatkan lebih banyak informasi, Grameds juga bisa membaca buku yang tersedia di Gramedia.com. Sebagai #SahabatTanpaBatas kami selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan dan pengetahuan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca. Semoga bermanfaat
Kekayaan Pablo Escobar
Menurut beberapa laporan, Pablo Escobar memiliki kekayaan sekitar US$ 25 miliar atau setara Rp 360 triliun (kurs Rp 14.400) pada saat itu. Fantastis bukan? Nah, dari kekayaan besarnya itu, mendukung Pablo memiliki gaya hidup mewah.
Ia memiliki perkebunan seluas 7.000 hektar yang disebut Hacienda Nápoles (dinamai setelah Napoli, Italia) di Kolombia. Dilaporkan perkebunannya itu menelan biaya US$ 63 juta.
Aset yang ia miliki hingga bisa menampilkan lapangan sepak bola, patung dinosaurus, danau buatan, arena adu banteng, lapangan terbang, hingga lapangan tenis. Aset properti itu juga memiliki kebun binatang yang menampung jerapah, kuda nil, dan unta, di antara hewan lainnya.